Wednesday 18 February 2015

Survive In Asia (Horror Story)

Asslamu'alaikum Wr Wb

Pada kesempatan kali ini saya akan membuat sebuah cerita yang belum ada endingnya dan buatan saya sendiri yang berjudul "Survive In Asia" Cerita ini berisi tentang seorang pemuda yang berjuang hidup berkeliling Asia untuk selamat dari terror Zombie. Langsung saja berikut Chapter pertamanya :

Survive In Asia
Tokoh Utama:
Chrissthopper Adin
Pelajar di SMU N Pandaan

    Sayup sayup ku mendengar suara jam alarm ku berbunyi, aku membuka mataku dan kulihat pukul 05:00, seperti biasa aku langsung bangun pergi ke kamar mandi. Setelah mandi aku memakai baju seragam sekolahku, kemudian pergi kedapur untuk mengambil beberapa roti isi, lalu pergi ke garasi untuk mengambil motorku lalu melesat ke sekolah.
06:30, SMUN Pandaan.
    Pagi itu berjalan normal seperti biasa, setiap sampai di parkiran selalu ada “GENG” yang nongkrong di sana, anggota geng tersebut juga siswa sekolahku, yang tidak salah namanya Anton, Riki, Jupri dan Egi. Mereka lumayan akrab denganku, tapi aku tidak suka dengan mereka, karena mereka suka memalak siswa-siswa yang lemah. Saat aku melintas di depan mereka, mereka menyapaku, aku hanya tersenyum kecil untuk membalas sapaan mereka, tiba-tiba si Jupri batuk-batuk dan muntah tak karuan, hingga pada akhirnya dia jatuh pingsan, lalu siswa-siswa yang lain mulai mengerumuni parkiran, aku sih cuek aja dan pergi ke kelas.
10:00, SMUN Pandaan.
    Waktu jam istirahat, di kantin aku mendengar siswa-siswa yang lain membicarakan tentang kejadian tadi pagi di parkiran, ada yang mengatakan kalau wajahnya langsung pucat dan di bawa ke ruang UKS, lalu sayup sayup ku dengar seorang memanggil namaku
“Din, woy sini!”
Itu adalah temanku, Husen. Aku pun menuju ke Husen yang sedang berdiri di depan kantin.
“Apa’an Sen? Teriak-teriak kayak orang gila aja lu.”
“Ya’elah, baru aja teriak gitu udah di katain kayak orang gila, ah bodo amat .. yang penting sekarang ayo kita keluar dari si…”
Belum sempat si Husen menyelesaikan kata-katanya, terdengar teriakan dari ruang UKS.
“Apa’an tuh?” tanyaku pada Husen
“Udah, kita lari aja dulu, ntar gw jelasin” Kata Husen Seraya menarik tanganku.
Aku pun ikut Husen berlari kearah parkiran untuk mengambil motor, belum sampai di parkiran, si Jupri dengan seragamnya yang lusuh, mukanya yang pucat dan sedikit mengelupas mencegat kita.
“Eh, si Ju….”
*bruuaakkkk!!!
Si Husen memukul kepala Jupri dengan batu sampai kepalanya pecah.
“Gila’ lu sen, itu si Jupri jenapa lu bunuh, gua laporin polisi lu!!”
“Ah, elu banyak bacod, buruan ambil motorlu terus kabur dari sini, disini udah kagak aman!!”
Entah kenapa aku menurut saja kepada Husen dan mengambil motorku, lalu kami berdua menuju ke pintu gerbang, di sana aku melihat pak satpam dan seorang guru kimia dengan wajah yang pucat sama seperti si Jupri berjalan tertatih tatih kea rah kami.
“Tabrak aja din, tabrakk!!!” seru Husen
“Elu bener-bener gila apa, itu pak satpam ama pak supri mau di bunuh juga?”
“Din, mereka itu ZOMBIE!!!”
Aku kaget mendengar perkataan Husen, perkataannya masuk akal juga karena wajah meraka sama pucat seperti di film RE. Tanpa pikir panjang, aku menabrak ke dua orang itu sampai merela terpental jauh, akhirnya kami berdua berhasil keluar dari sekolah.
“Kita ke kossan elu Din” kata Husen.
Aku hanya menurutinya tanpa berkata apa-apa karena masih bingung dengan ke adaan saat ini.

11:00, Kossan Adin.
    Sesampainya di kossan ku, aku langsung bertanya pada Husen apa yang terjadi.
“Ntar aja di dalem, gua capek teriak-teriak mulu ke elu, lu nya kgak ngarti-ngarti.
Kami masuk kedalam, sampai di dalam Husen menghidupkan TV, dan di saluran itu ada Breaking News
“Berita terbaru, SMU Negeri Pandaan atau yang akrab di panggil SMUNDA mengalami kasus yang mengerikan, se isi sekolah menjadi KANIBAL dan saling menggigit satu sama lain, di harapkan warga sekitar Pandaan diam di rumah masing-masing dan kunci pintu rumah anda sampai instruksi selanjut….”
Tiba-tiba saluran televise tersebut kehilangan sinyal, begitu juga saluran yang lain.
“tuh kan, sekarang elu ngerti…” kata Husen.
“i..iya, gua ngarti, cepet kunci pintu!!” sambil lari kearah pintu, namun Husen menghalangiku.
“Begokk!! Walaupun kita kunci pintu, sampek kapan kita terus di sini?? Yang ada kita malah mati kelaparan, sekarang kita berkemas cari makanan se adanya, terus kita cari segala alat yang bisa di pakai untuk melawan, lalu kita pergi dari sini, tadi gua dapet sms kagak tau dari siapa yang isinya kita harus ngungsi ke Jakarta.”
“Bullshittt!!! Kita kesana naik motor??”
“ya kagak lah, kita ke SD Muhammadiyah 3 Pandaan dulu, disana katanya akan ada evakuasi .”
“ya udah, ayok kita berangkat.”

Sekitar 20 menit kami berdua mengemasi makanan dan benda-benda yang di perlukan ke dalam 2 ransel.
“nih, senjata yang ada di tempat gua cuman nih palu sama golok.”
“ya udah, pokoknya ada senjata.”
Husen langsung menyingkapkan golok tadi di bahunya, sementara palunya dia kasih ke gua, ‘anjirr, kenapa gua di kasih yang beginian’ pikirku.
Lalu si Husen melihat keluar jendela, tampak seorang berbaju kuning lusuh dengan wajah pucat ‘sebut aja Zombie dah’ berjalan tertatih tatih masuk ke dalam rumah di seberang.
“Ayo cepet kita berangkat, mereka udah nyampek sini!!”
“Ayok”
Aku langsung mengambil ranselku dan pergi keluar dan langsung loncat ke motorku hingga motorku jungkir balik.
*bruaakkkk!!!
“Begok lu, sini gua aja yang nyetir” kata Husen.
Saat kami mulai meninggalkan kossan ku, terdengar jeritan dari dalam setiap rumah yang kami lewati.
“eh cepetan dikit coeg, gua takut” bentakku pada Husen.
“Sabar napa.. “
Kemudian kami berhasil keluar dari kompleks kossan ku, tapi ternyata di luar kompleks lebih menyeramkan lagi, mereka berkeliaran di mana-mana, mereka mengejar kita walau mereka sangat lambat, keadaan ini membuatku ketakutan setengah mati.
Selang beberapa menit kami akhirnya sampai di depan gerbang SD Muhammadiyah 3 Pandaan.

12:00, SD Muhammadiyah 3 Pandaan.
    Kami langsung turun dari motor dan menggedor-gedor gerbang sekolah,
*dor dordordor,
“woii, tolong buka pintunya woy!!!”
Dari kejahuan tampak beberapa zombie berjalan kea rah kami, kami semakin keras menggedor pintu gerbang, namun tidak ada respon, zombie-zombie tersebut semakin dekat dan hanya tinggal beberapa langkah dari tempat kami berdiri, akhirnya aku hanya pasrah, mungkin aku akan berakhir disini dan…….
Chapter Kedua Akan segera menyusul..

No comments:

Post a Comment